the second time.
Al kini berjalan keluar dari kelas terakhir nya hari ini, hembusan nafas lelah ia keluarkan untuk menandakan betapa lelahnya ia hari ini. Ia berjalan menyusuri tangga-tangga kampus dengan pikiran kosong, hingga tiba-tiba ingat sesuatu.
OH IYA, KAK NAGI!
Secara spontan langkah kakinya menjadi lebih cepat, pikirannya seketika buyar. Yang hanya ia ingat hanyalah, ini sudah jam 3 dan itu tandanya ia sudah telat 1 jam dari janji temu dirinya dengan nagi.
Selama berjalan, orang-orang banyak menyapa perempuan itu dan hanya dibalas senyuman oleh Al. Saat sudah keluar gedung, kini ia berlari dengan sekuat tenaga menuju tempat kakak tingkatnya.
Gawat gawat GAWAT!
10 menit ia berlari, hingga akhirnya sampai di tempat tujuan. Nafasnya menjadi tak teratur dan matanya panik mencari kesana kemari sosok nagi.
Tak!
Ketemu!
Perempuan itu menemukan nagi yang duduk sambil bersandar di pohon paling besar 1 kampusnya itu. Senyum tipisnya tanpa sadar muncul, lalu dengan langkah percaya diri ia pun mendekati nagi.
“Permisi, kak”
Nagi, laki-laki semester 6 fakultas bahasa jepang, dengan ciri khasnya kacamata tebal, bau matahari yang menyengat, tas hadiah pembelian laptop asus, juga motor supra yang selalu terparkir tak jauh dari tempat dirinya duduk. Benar, itu Nagi. Si mantan penjual ayam kuning paling enak menurut Al.
“Hm?” Laki-laki itu mengangkat wajahnya, menatap perempuan asing yang ada di hadapannya.
“Hai, kak nagi. Aku al”
Senyum perempuan itu entah mengapa membuat nagi terdiam sejenak lalu tak lama kemudian, dirinya pun melayangkan senyum untuk perempuan itu.
“Saya ga nyangka kamu cewe”
“Eh?”
“Jadi, gimana sama tupperware mama saya? Aman?”
Perempuan itu mengangguk lalu mengambil benda milik nagi dari totebag kesayangannya.
“Ini, kak. Maaf banget ya karena telat ngasih... bahkan aku bikin kakak nunggu 1 jam disini. Bener-bener, aku minta maaf ya kak” al menundukkan tubuhnya hingga 180° dan hal itu membuat Nagi menjadi sedikit terkejut lalu tertawa.
“Masyaallah” gumam laki-laki itu.
“Gapapa, Al. Itu bukan salah kamu, saya tau kamu ada kelas. Kalo gitu, makasih juga karena udah berusaha buat mengembalikan ini ya? Kamu nyelamatin saya dari perang dingin dengan mama saya” Ujarnya dan diakhiri senyum bodohnya.
Al mematung saat melihat tingkah kakak tingkatnya itu.
Jelek, tapi lucu—IH APA SIH BANGSAT, JELEK POKOKNYA DIA! al sedikit menggelengkan kepalanya saat pikiran tak jelas mulai menyergap.
“Kalo gitu, saya pulang duluan ya. Sekalian mau mengakhiri perang dingin”
“Iya, kak. silahkan...”
Nagi berjalan menuju motornya, namun sebelum itu ia berdiri didepan Al lalu diam sejenak untuk menatap wanita itu. Perempuan yang ditatap tentu bingung dengan sikap aneh kating nya itu.
mungkin sekitar 2 menit, nagi meneliti perempuan didepannya. Hingga akhirnya ia mengangguk.
“Saya tau kamu, teman-teman saya selalu membicarakan kamu”
“Hah?”
“Saya kira selera mereka rendah karena semua perempuan di bilang cantik, tapi kamu memang cantik”
Al mematung saat mendengar hal itu dan nagi berujar sembari membenarkan kacamatanya yang terus turun dari batang hidungnya.
“Saya ga nyangka bisa ketemu kamu gini, lain kali saya ajak pergi berdua... gapapa kan?”
“Uh—”
“Saya pamit duluan, kabari kalo sudah sampai kosan kamu. Hati-hati ya”
Nagi pun melengos meninggalkan Al yang masih terdiam seribu bahasa, hingga suara khas dari motor supra milik nagi membuat dirinya sadar dan langsung memukul kepalanya sendiri.
DASAR BEGO, LO NGAPAIN BAPER GITU?!
ga selamanya pertemuan pertama itu paling manis kan? Bisa aja yang paling manis di pertemuan kedua HAHAHAHA.