Special Day.

23-05-2022, 13.00 WIB.

“Adek bangun yuk” Mahen menepuk punggung Melvin dengan lembut, hingga putra kecilnya itu pun membuka mata nya.

“Papa?” Mahen tersenyum lalu menggendong anaknya menuju kamar mandi untuk membasuh wajah Melvin.

“Adek, mau bantuin papa buat sesuatu?” Tanya Mahen sambil mengelap wajah Melvin dengan hati-hati. Sang anak yang belum paham maksud dari sang Papa hanya mengangguk.

Alright!, kita akan membuat sesuatu” Mahen menggendong anaknya dan sang anak hanya tertawa mendengar nada bicara Mahen yang sangat bersemangat.


“Ren, dah selesai belum?” Tanya Haekal sedangkan Rendra yang tengah membeli beberapa baju untuk anggota keluarga kecilnya langsung menengok kearah Haekal.

“Belom, gue bingung mau beliin melvin baju yang mana” Haekal menghela nafasnya lalu melihat kearah dua baju yang membuat Rendra bingung.

“Warna coklat bagus” Rendra mengangguk paham lalu tangan nya meraih baju anak laki-laki berwarna coklat yang Haekal maksud.

“Oke, selesai. Ayo kita bayar” Haekal mendengus pelan lalu mengejar Rendra yang sudah jalan mendahuluinya kearah kasir.

“Lo sebenernya udah klop sama yang coklat kan? Tapi masih ragu dikit” Ucap haekal, membahas baju tadi.

Rendra tertawa kecil sambil mengangguk, “Betul sekali tuan Haekal”

“Tau gitu lo tanya aja sih ke gue”

“Yah... maaf deh”

Mereka berdua pun sibuk membayar barang belanjaan di kasir. Setelah selesai mereka pun berjalan menuju parkiran mall tersebut.

“Tumben banget belanja banyak gini?”

“Hari ini hari spesial” Haekal mengerutkan dahinya dan Rendra sadar akan itu.

“Hari anniversary pertama pernikahan gue sama Mahen” Haekal sedikit terkejut lalu mengangguk paham.

“Ga kerasa ya... dah satu tahun berlalu” gumam Haekal.

“Iya... dan lo masih jomblo” Ucap Rendra dan setelah itu tawa khasnya keluar, tentu saja hal itu membuat Haekal sedikit kesal.

“Jahat lo, jun”

“Gausah cemberut gitu elah”

“Abisnya!”

“Oke oke, gue minta maaf”

“Traktir gue janjiw dulu”

“Sialan”

Lalu tawa mereka berdua pun lepas begitu saja.


Rendra menatap bingung keadaan rumahnya yang gelap, ia merasa seperti Deja vu akan suasana yang ia rasakan saat ini.

“Mahen? Kamu dimana?” Bukan jawaban dari sang suami yang Rendra dapat melainkan lampu rumahnya tiba-tiba menyala begitu saja.

“Baba”

Mata Rendra mendapati sosok suami juga anaknya yang tengah berdiri di dekat pintu dapur dengan senyuman yang terpatri di bibir keduanya.

“Welcome home, babe” Rendra yang sedari tadi diam, mulai paham dengan semuanya. Langsung saja kaki kurus itu melangkah kearah suami juga anaknya kemudian memeluk mereka berdua.

Tangan kiri Mahen yang bebas pun membalas pelukan Rendra, Melvin yang ada di gendongan tangan kanan Mahen juga bergerak mendekati kepala sang Baba.

“Happy anniversary, babe” Bisik Mahen.

“Maaf ya, aku buat acara kecil aja” Rendra membalas dengan anggukan, air mata Rendra sudah menetes karena rasa haru.

Suasana rumah itu kini sangat hangat, beberapa lilin hias yang menyala untuk kesan romantis, musik pengiring untuk kesan santai, juga pelukan tulus membuat suasana nya sangat menakjubkan.

“Makasih udah mau bertahan untuk aku juga Melvin, i love you

“Makasih juga, mahen. Aku bahagia banget, i love you too

“ai lov yuuu” seruan Melvin yang tiba-tiba itu membuat dua orang dewasa tersebut langsung mematung.

“Babaa papaa” Mahen dan Rendra saling pandang lalu senyum bahagia muncul begitu saja.

“Aih, anak baba udah bisa bilang i love you” Rendra mengusap rambut Melvin dengan lembut.

“Anak papa gemes banget, pengen makan hm?” Melvin menatap Mahen dengan pandangan binar lalu mengangguk.

“Ma'em!” Rendra dan Mahen tertawa melihat tingkah Melvin.

“Iya, sayang. Ayo makan” mereka pun berjalan kearah dapur.

“Kamu mesen ini semua dimana?” Tanya Rendra sambil menatap makanan favoritnya dan Mahen yang sudah tersaji cantik di meja makan tersebut.

“Mama aku yang mesen” Rendra mengangguk paham.

Melvin di dudukkan di kursi khususnya oleh Mahen dan Rendra langsung mengambil posisi di sebelah Melvin.

“Woah, ada bubur kesukaan melvin juga. Ini mama yang buat?” Mahen tersenyum lalu mengangguk.

“Selamat makan~” seru Rendra dan Mahen bersamaan dan Melvin tertawa sambil bertepuk tangan.

Keluarga kecil itu menyantap makanan dengan suasana yang terasa hangat sekali. Tingkah Melvin yang sangat menggemaskan juga membuat Mahen juga Rendra merasakan perasaan bahagia yang belum pernah mereka rasakan selama ini.

Kebahagian mereka datang dengan cara yang sederhana.