Pelajaran.
Juna berjalan dengan tergesa ke tempat yang sepupu nya sebutkan itu.
“JUNA!” Di sela larian nya ia merasa di belakangnya ada yang memanggil dan dengan reflek pun ia berhenti sejenak lalu menoleh kearah belakang.
Rajen?
Juna menatap Rajen yang sedang berlari kearahnya namun beberapa detik kemudian ia kembali berlari dengan cepat. Tentu saja, hal itu membuat Rajen menjadi terbingung.
Sorry, jen. Tolong, berhenti kejar gue.
“Akhirnya lo sampe juga” Juna menumpu kedua tangannya di lutut sembari mengatur nafasnya agar kembali normal.
“Ada a—”
Bugh!
Sebuah tendangan meluncur dengan bebas ke arah perutnya, Juna seketika langsung terhuyung ke belakang.
Pria manis itu meringis sembari memegang perutnya yang habis di tendang oleh sang sepupu. Sepasang mata yang selalu nandra bilang sangat indah itu memancarkan kilatan amarah juga bingung. Sedangkan yang di tatap, kini tengah tersenyum remeh.
“Bajingan kaya lo—” Ella maju selangkah kearah Juna yang kini tengah menahan rasa sakit.
“Sampah masyarakat kaya lo—” Ella maju selangkah lagi dan hal itu membuat Juna sedikit gemetar.
“HARUSNYA GAADA DI DUNIA INI!”
Plak!
Tamparan itu sukses membuat pipi Juna memerah, bahkan saking kerasnya tamparan Ella, Juna merasa telinga nya sedikit berdenging.
“Gue udah ngasih lo peringatan tapi kenapa lo belom kapok juga?!” Teriak Ella dan Juna masih diam. Juna menatap kosong sepatunya dengan tangan kanan yang memegang pipinya.
“Gue kurung lo di perpustakaan—”
“Kenapa?”
Ucapan Ella terhenti saat mendengar suara Juna yang lirih, perempuan itu menatap Juna dengan bingung.
“Maksud lo?” Tanya Ella dan bukannya jawaban, yang ia dapat hanya kekehan dari Juna.
“Bodoh” Ella mengepalkan tangan nya lalu langsung saja berdiri di hadapan Juna kemudian menjambak rambut Juna hingga wajah manis dengan ruam merah di pipi itu berhadapan langsung dengan wajah kesal milik Ella.
“Gue bodoh, la” ucap Juna dan Ella masih menatap nyalang kearah Juna.
“Gue selalu di bilang bodoh dan lo kebalikannya, dari dulu begitu kan? Gue selalu di pandang buruk dan lo baik. Tapi kenapa, kenapa lo masih ngelakuin ini semua ke gue?” Ella melihat mata Juna yang kosong dan entah mengapa hal tersebut semakin membuatnya kesal.
“Karena gue ga suka lo ada di dunia ini.” Jawab Ella dengan penuh penekanan.
Juna menatap mata Ella lalu tertawa dengan keras, “HAHAHAHA— lo? Lo ga suka gue hidup di dunia ini?” Juna tersenyum lalu mengangguk kecil.
“Yaudah, bawa gue ke rooftop” Ella menatap bingung Juna.
“Lo mau nyuruh gue bunuh lo disana? Terus gue di tangkep sama polisi karena kasus pembunuhan? ITU MAU LO, SAT?!” Kerah baju Juna di tarik dengan ganas oleh Ella dan Juna hanya merespon dengan gelengan.
“Gue ga mungkin nyuruh sepupu kesayangan keluarga gue buat ngelakuin itu” Pegangan Ella pada kerah baju Juna sedikit melonggar.
“Gue bakal pergi dari dunia ini sendiri, tanpa melibatkan siapa-siapa. Itu kan yang lo mau? Gue bisa kok buat menuhin keinginan sepupu kesayangan gue itu” Ella menatap Juna dengan jengah lalu dengan berutal, ia mendorong Juna dengan keras.
“LO GILA!” Teriak Ella dan Juna langsung tertawa.
“Baru sadar?”
“LO BUKAN JUNA!” Entah mengapa Ella menjadi panik sendiri melihat tingkah Juna yang berbeda dari biasanya.
“Ella, ini gue. Arjuna rengga, sepupu lo yang selalu lo harapkan buat pergi dari dunia ini”