Pagi.
Galen yang baru saja selesai memakai bajunya pun berjalan kearah dapur untuk melihat situasi kekasihnya itu. Kemudian saat berada di pintu dapur, Galen memilih untuk bersandar sejenak kemudian menatap punggung si manis yang kini sedang membuat telur mata sapi.
Matanya terus mengikuti gerakan yang si manis lakukan hingga sang objek pandangan pun sadar.
“Kamu ngapain disitu?” Ujar Reggie sambil menuangkan kopi hangat yang baru saja ia buat untuk Galen.
“Aku bakal kangen di masakin gini sama kamu” ucap Galen kemudian ia pun berjalan menuju samping Reggie dan hal itu membuat sang empu memandang dirinya dengan bingung.
“Terus sekarang ngapain berdiri di samping aku?” Bukannya menjawab, Galen malah merengkuh pinggang ramping itu secara tiba-tiba.
Reggie pun sontak melebarkan bola matanya, “He—?! Kamu ngapain???” Tangan si manis mulai bergerak untuk melepas rengkuhan itu namun yang di hasilkan pun nihil.
“Kamu cantik“
“Aku bahkan baru bangun dan cuman sempet cuci muka sama sikat gigi, Alen. Kucel gini kok dibilang cantik? Dasar aneh“
“Re“
Reggie menatap Galen dan begitupun sebaliknya, saling menatap dengan dalam seakan itu hal terakhir yang dapat mereka lakukan bersama.
“Maaf aku gabisa bantuin kamu buat bawa barang nanti“
“Gapapa, malah bagus tau kamu ga cuti kaya kemarin“
“Tapi kan gabisa ketemu ayah bunda kamu“
“Gampang itu mah, besok juga bisa ketemu“
“Beneran?“
“Iya~“
“Mere—“
Cup!
Grep!
“Bawel banget kamu pagi ini“
Galendra mengerjapkan matanya sebentar, kecupan di bibir dan di susul sebuah pelukan yang tiba-tiba cukup membuat dirinya terkejut. Namun, beberapa saat kemudian tangannya pun tergerak untuk mengeratkan pelukan itu.
“Aku bakal kangen tinggal sama kamu“
“Nanti aku minta tinggal disini deh“
“Ga perlu, nanti aja nunggu aku nikahin kamu. Baru kita tinggal serumah lagi“
Pelukan Reggie lepas dengan paksa, ia menatap Galen dengan sebal kemudian melanjutkan masaknya. Hal itu membuat sang dominan langsung di landa bingung.
“Kamu kenapa?“
“Berisik“
“Lah? Aku nanya doang“
“Sssttt“
“Kamu baper?“
“DIBILANGIN BERISIK IH!“
“Iya iya, ampun. Jangan marah ya, sayang~“
“Gombalnya bisa liat waktu ga sih? Ini masih pagi tau“
“Terus emangnya kenapa?“
“ALEN!“
“Bercanda, by. Iya, aku berhenti nih“