Moomin.

Saat ini Galendra sedang menatap pemuda manis yang sedang duduk disofa sembari memeluk boneka berwarna putih bersih itu dengan erat.

Jadi, lo namain dia siapa?

Hmm, siapa ya?

Reggie diam sebentar, mengetuk pelipis kirinya pelan. Ia sedang berpikir. Kemudian saat mendapatkan ide, dia pun menegakkan tubuhnya dan menatap Galendra dengan antusias.

Aku tau! Rilen!

Rilen?

Hu'um, Rilen. Gabungan dari Reggie Alen

Kenapa nama lo lebih dulu?

Karena ini punya aku?

Gabisa, harus nama gue yang duluan. Kan gue yang beli

Alen banyak mau!

Biarin

Reggie mendengus pelan, “Algie?

Bagus

Say hi ke dia dong, Alen!

Tidak mau si bayi kembali ngambek, Galen memilih untuk menurut. “Halo, kud— ehem! Maksud gue, peri Algie

Reggie terkikik, merasa puas dengan apa yang Galen lakukan. “Ayo, Algie kita bobo

Baru saja Reggie ingin menutup pintu kamarnya, pemuda manis itu tiba-tiba sedikit berlari kembali ke Galen. Membuat sang dominan merasa bingung dengan tingkahnya yang tiba-tiba itu.

Kenapa? Lo—

Cup!

Good night, Alen. Maaf ya tadi aku ngambek sama kamu dan makasih buat boneka nya! Aku sayang kamu!

Lalu Reggie pun kembali berlari menuju kamarnya, meninggalkan Galendra yang terduduk kaku.

Tangannya bergerak untuk mengusap pipi kanan yang baru saja Reggie kecup, hingga ia merasakan jantung yang berdebar dengan kencang.

Sial! Reggie, lo mau bikin gue gabisa tidur atau gimana?!