Katanya.

Ketika orang-orang bilang laki-laki jangkung dengan rambut berwarna blonde yang duduk di bangku SMA kelas 11 IPS 4 itu orangnya petakilan, suka tawuran, ngelawan guru mulu, perkataan mereka memang benar adanya. Dia memang begitu terlihat diluarnya, tapi untuk kesan pertama di mata Raka dia agak berbeda dari yang orang-orang bilang.

Saat itu Raka masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, tepatnya kelas 8 SMP. Raka hanya murid biasa saat itu sampai ketika ia tengah berjalan menuju ruang guru, dia tidak sengaja menyenggol bahu seseorang. Iya, Raka menabrak orang yang sedang kita bicarakan saat ini. Mereka sempat berkontak mata dan kesan pertama Raka terhadap orang ini adalah, Ganteng dan Sempurna.

Pasalnya saat itu, penampilan orang ini sangat luar biasa rapih apalagi di tangannya terdapat selembaran sertifikat olimpiade. Menakjubkan ya? Ya... Raka pikir pertemuan mereka hanya sampai disitu, tapi ternyata tidak.

Berulang kali Raka bertemu, dengan bermacam-macam situasi. Singkat cerita, Raka merasa nyaman dan debaran pada jantungnya tidak bisa membohongi. Iya, Raka menyukai dia dan memutuskan untuk menyatakan perasaannya sebelum kelulusan SMP nya.

Yah, saat itu memang penampilan Raka tidak semanis sekarang. Jadi, sudah dapat di tebak bahwa pernyataan cinta nya di tolak begitu saja. Dia tidak menjelaskan kenapa ia menolak Raka, namun si mungil menyimpulkan dirinya di tolak karena penampilannya.

Saat kejadian cinta di tolaknya, Raka mencoba bersikap bodo amat dan berusaha untuk melupakan dia. Sampai dirinya sempat berdoa beberapa hari untuk tidak di pertemukan kembali. Namanya juga anak remaja yang baru mengenal cinta kan? Jadi jangan tertawakan Raka akan hal ini.

Namun tenyata semesta mempertemukan ia kembali. Agak lucu, tapi karena pertemuan kembali dengan orang ini, ia menjadi tahu apa rahasia yang dia pendam. Rahasia yang membuat dirinya berubah seperti itu dan membuat orang-orang terus mengatakan hal buruk padanya.

Kisah hidupnya klasik, seperti beberapa cerita anak kembar yang sudah tidak asing lagi. Raka pikir, memang itulah hal biasa yang dirasakan ketika memiliki kembaran. Namun, Dia membuat pikiran Raka terbuka luas.

Dalam sudut pandang dia, memiliki kembaran memang menyenangkan tapi tidak secara menyeluruh. Ia bahagia memiliki saudara yang seumuran dengannya, tapi karena orang-orang mengira kembar itu berarti sama, jadi orangtua-nya terus menuntut untuk menjadi persis sama seperti kembarannya.

Bukan niatnya untuk melawan permintaan orangtua, tapi yang namanya manusia itu pasti berbeda. Mau di coba se-persis apapun, pasti ada perbedaan yang muncul. Sudah pernah di coba tapi hasil akhirnya tidak menyenangkan.

Menurut Raka, wajar saja jika dia bertindak menonjol seperti sekarang, karena ia ingin di pandang berbeda dari kembarannya.

Tidak mudah memang, bertindak dan menunjukkan bahwa dirinya berbeda. Banyak sekali hal buruk yang ia terima, di marahi, di bandingkan secara terang-terangan, bahkan di acuhkan, dan yang terburuknya adalah itu semua ia terima dari keluarganya sendiri, kedua orangtuanya.

Raka tahu, sangat berat berada di posisi seperti itu. Jadi sebagai seorang teman, ia hanya bisa memberikan kata-kata penyemangat juga saran baik atau jika memang keadaannya semakin sedih, pelukan hangat ia berikan.

Itulah sudut pandang baru Raka terhadap cinta pertamanya, Jero si anak pertama keluarga Askandar.

Teruntuk Jero, terimakasih karena sudah bertahan selama ini. Lo hebat, gue bangga jadi teman baik lo. Jangan takut dengerin perkataan buruk semua orang tentang lo, karena mereka ga mengenal diri lo dengan baik. Ga sebaik gue.

Kemudian, ini tentang laki-laki yang surainya selalu gelap. Tidak pernah diwarnai aneh-aneh karena menurutnya, itu adalah daya pikatnya. Di bandingkan kisah orang yang diatas tadi, orang ini selalu dibicarakan berkebalikan.

Sebagai contoh, Hebat ya anaknya atau Ih, kalem banget ya ga neka-neko atau yang akhir-akhir ini sering di dengar Udah pinter, ganteng, duh pasti orangtua nya bangga mendengar semua itu, siapa coba yang tidak kagum oleh orang ini? Jawabannya, Tidak ada. Bahkan Raka pun kagum pada-nya setelah berteman dengan orang ini.

Sempurna.

Ya, itu adalah kata yang pas untuk diberikan pada orang ini.

Tapi, siapa sangka ya? Di balik kesempurnaan yang orang itu buat ada banyak hal yang harus ia lalui. Keadaan luarnya adalah yang ingin orang-orang lihat, sedangkan keadaan dalamnya adalah hal yang tidak ingin ia tunjukkan pada orang-orang. Semuanya ia pendam, agar selalu terlihat sempurna.

Raka sampai terkejut, tidak menyangka, bahwa teman baiknya yang ia kagumi ini ternyata menutupi banyak hal. Ia menceritakan kisah di balik layarnya pada Raka pada satu hari, dan tebak apa yang mengejutkan? Ya, Raka adalah orang pertama yang mengetahui kisah dibalik kesempurnaan orang itu.

Bagaimana kisahnya yang selalu dituntut menjadi anak yang sempurna, bagaimana ia yang terus menutupi rasa iri pada saudaranya, bagaimana kisahnya yang selalu menahan teriakan karena sangat lelah dikamarnya saat malah hari. Berat. Untuk di pandang sempurna sangat sulit dilakukan.

Dia pernah menangis di hadapan Raka, saking sudah tidak kuatnya memendam semua dan Raka bersumpah, tangisannya kala itu adalah tangis yang sangat menyiratkan rasa lelah yang mendalam. Bahkan hati Raka terasa ngilu saat mendengarnya menangis, ia ingin berbuat lebih untuk menghibur. Namun, ia lagi-lagi hanya bisa memberikan pelukan hangat serta usapan di bahu juga surainya.

Begitulah yang dapat Raka lihat pada orang itu, pada seorang Jendral si anak kedua dari keluarga Askandar juga kembaran dari Jero.

Teruntuk Jendral, lo adalah teman gue yang luar biasa hebat. Lo terlalu kuat di umur lo yang sekarang dan gue yakin lo akan menjadi orang hebat di masa depan nanti. Jen, lo bisa sesekali meluapkan emosi lo karena lo manusia kaya gue dan lo tau? di mata Tuhan, lo keliatan sama kaya manusia lain. So, kalo udah capek jadi sempurna, gapapa banget buat jadi diri lo yang sebenarnya. Semangat, Jendral.

Sekian dari Raka dewa sunandar, yang katanya orang paling cantik plus manis menurut si kembar.