Hujan.

Setelah berbelanja kebutuhan di supermarket, tiba-tiba hujan turun dengan deras. Untungnya, Reggie dan Galen sudah sampai di apartemen jadi mereka tidak merasakan guyuran hujan yang sangat deras.

Alen?” Suara itu mengintrupsi kegiatan Galendra yang sedang menata hasil belanja tadi. Ia menoleh dan nampaklah Reggie yang sedang menatap kearahnya sembari memegang handuk.

Mandi dulu, udah mau malem banget ini

Nanggung, re. Ak—

Udah, biar aku yang beresin. Kamu mandi sana” Reggie menyampirkan handuk yang ia pegang tadi ke bahu kiri Galen lalu mulai menata barang-barang itu.

Galendra pun tanpa sepatah kata lagi langsung berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sepuluh menit berlalu. Galendra sudah selesai dengan acara mandinya dan Reggie sudah selesai menata barang belanjaan mereka. Kini keduanya sedang berada di ruang tamu, menonton sebuah film horor sambil memakan beberapa cemilan.

Yakin bisa nonton sampe tamat, re?” bisik Galen disela film yang terputar.

Yakin, Aleen. Udah jangan ngomong terus, na— AAAA APAAN ITU MUKA NYA ANCUR” Layar yang menampilkan sosok hantu menyeramkan membuat Reggie menjerit sebelum menyelesaikan ucapannya. Galendra terkekeh pelan, dominan itu lebih memilih untuk menikmati cemilan daripada film tersebut.

Film nya masih panjang, re

Iya, aku tau! Di— ASTAGA ALEN, KENAPA DIA TIBA-TIBA MUNCUL BEGITU?!

Namanya juga film horor, re

Ish, gatau lah aku kesel sama kamu!


Film sudah selesai, Galendra memutuskan untuk membersihkan sisa makanan mereka dan Reggie masih duduk termenung karena syok dengan film yang baru saja ia tonton.

Di luar sana hujan masih turun dengan deras, bahkan sekarang menyertakan petir. Galendra menatap Reggie yang masih enggan beranjak dari duduknya.

Mau tidur di sofa?” Reggie menggelengkan kepalanya dengan ribut.

Alen... Algie kok gaada?” Reggie yang baru saja sadar dari rasa syok, langsung mencari boneka peri putih itu. Galen mendengus pelan, “Ada di kamar kamu” Jawabnya dan Reggie langsung mengangguk paham.

Aku mau tidur, kamu juga sana” ucapnya sambil berjalan menuju kearah kamar, namun dirinya sadar bahwa sedang diikuti langsung menoleh ke belakang.

Ngapain ngikutin aku?

Reggie menundukkan kepalanya sembari memainkan ujung baju piyamanya, “Aku... takut...” lirihan itu membuat jantung Galendra rasanya ingin melompat keluar.

Astaga, Reggie jangan bikin gue jantungan napa

Terus?

Boleh bobo bareng?

Galendra terdiam sejenak lalu langsung melotot kearah Reggie yang sekarang sedang menatapnya dengan tatapan memohon.

ARGH! BISA GILA GUE LAMA-LAMA!

Galendra menghela nafas pelan lalu mengangguk, “Cuman buat malam ini, oke?

Reggie tersenyum lebar lalu mengangguk, “Oke!

Kamar Galendra kini sudah terisi dua orang, keduanya belum tidur karena memilih untuk menatap langit-langit kamar.

Alen

Hm

Kenapa suara petir nya kenceng banget?

Kenapa kamu belum tidur juga?

Aku masih takut

Galendra mengambil nafas sebentar lalu memiringkan tidurnya, begitu pun Reggie. Jadi keduanya saling berhadapan, saling menatap satu sama lain, tanpa halangan apapun.

Mau peluk?” Reggie menatap bingung Galendra dan yang ditatap langsung berdehem canggung.

I—ini buat ucapan terimakasih karena kemarin kamu udah ne—

Grep

Makasih, Alen. Good night

Galendra mengerjap bingung lalu sedikit melirik Reggie yang sudah memeluknya dan menyembunyikan wajah manis itu di dadanya.

Dengan ragu ia membalas pelukan itu dan Galendra pun merasakan kehangatan yang belum pernah ia rasakan. Hingga tanpa sadar ia mempererat pelukan itu dan menyembunyikan wajahnya di surai Reggie.

Good night too, baby re