Denan kini tengah berada di mobil dan menuju perjalanan pulang.

Yah, waktu yang dirinya dan Carla habiskan tadi tidak terlalu membosankan. Nyatanya, Denan malah merasa sedikit senang karena pergi keluar dengan Carla.

Tidak seburuk yang ia pikirkan.

Oh, ya. Omong-omong soal prediksi nya tadi siang, hal itu benar-benar terjadi. Ia mengeluarkan sedikit uang jajannya untuk membelikan barang yang Carla ingin beli. Tapi bukan barang branded seperti dugaannya tadi, Carla malah membeli beberapa buku yang katanya Limited Edition dan hanya di jual di mall pusat.

Ah, ia jadi merasa bersalah pada Carla saat mengetahui barang apa yang ingin perempuan itu beli. Jadi, tanpa ragu pun dia membelikan buku-buku itu.

Pokoknya, hari ini berjalan dengan lancar.

Kini matahari pun sudah mulai terbenam dan mobil yang Carla kemudikan sebentar lagi akan tiba di rumahnya.

“Kak”

“Hm?”

“Makasih buat waktunya hari ini” Denan menatap perempuan itu sebentar kemudian tersenyum tipis.

“Terimakasih kembali”

“Kak Denan gapapa kan kalo gue ajak kaya gini lagi?”

Denan mengangguk pelan, “Iya, Gapapa. Tapi gue ga janji bakal setuju terus ya”

Carla terkekeh pelan, “Iya, deh. Tau yang punya pacar mah, pasti sibuk jalan ama pacar ya?”

Denan sontak tertawa pelan sembari menggelengkan kepalanya, “Ga juga, jarang jalan bareng kita mah. Dia nya sibuk”

Carla menoleh kearah Denan sebentar, “Oh ya? Sibuk apa tuh?”

“Futsal, kebetulan dia kapten futsal di sekolah gue”

Tepat setelah Denan berujar seperti itu, Carla secara reflek mengerem mobilnya dengan mendadak. Tentu saja hal itu membuat Denan terkejut, ia langsung melihat sekitar. Hingga ia pun bernafas lega saat mengetahui jalanan yang sepi.

“Carla, kenapa?” Tanya Denan sembari melihat Carla yang terdiam menatap kearah depan.

Carla tersontak pelan kemudian menatap Denan sebentar dan memberikan senyum tipisnya.

“Maaf, Kak. Tadi ada kucing yang lari ke jalan, gue reflek ngerem jadinya”

Denan mengangguk mengerti, “Untung kita gapapa. Lain kali kayanya kita harus pergi pake kendaraan umum aja”

Carla mulai menjalankan mobilnya kembali, “Ah, Kak. Masa gitu aja langsung trauma gue supirin sih?”

“Bukannya trauma, biar aman aja”

Carla tertawa saat mendengar ucapan Denan, “Maaf ya, Kak. Beneran tadi ada kucing kok. Nanti kedepannya, gue bakal lebih hati-hati lagi. Janji”

Denan menghela nafasnya, “Iya, deh. Ngikut aja gue mah”

“Btw, Kak”

“Apa?”

“Pacar lo keren juga karena kapten futsal”

Denan tersenyum tipis, “Iya, dia emang keren”

Carla melirik sebentar kearah Denan yang kini tengah melihat kearah jalanan dengan tenang.

“Lo beruntung karena macarin dia ya, kak?”

“Iya, mungkin”

“Jangan sampe lepas tuh, kak. Kalo keren gitu, biasanya banyak yang mau ngambil”

Ucapan Carla kala itu membuat Denan hanya tertawa sembari mengangguk dan itulah percakapan terakhir mereka pada hari itu.

Kenapa jadi inget dia, ya?