Cantik.
Galendra menatap pemuda manis yang berada di depan matanya dengan pandangan yang tidak percaya. Mulutnya tanpa sadar sedikit terbuka, matanya terasa sulit untuk berkedip dan jantungnya berpacu dengan tidak normal.
Astaga, apa-apaan ini?!
“Alen?” Reggie melambaikan tangannya di depan wajah Galen dengan wajah yang kebingungan.
“Hah?” Ujar Galen tanpa sadar dan langsung saja ia menggeleng kepalanya pelan untuk membuat kesadarannya kembali.
“Kamu kenapa liatin segitunya? Baju nya jelek ya?” Reggie bertanya sembari memutar sedikit tubuhnya dan melihat pakaian yang ia pakai.
Mendengar hal itu sontak Galen langsung menggeleng ribut, “Engga, udah bagus kok. Cantik” Reggie langsung menatap Galen dengan sedikit terkejut.
“Cantik?” Galen menganggukkan kepalanya sambil memegang kameranya itu.
Reggie seketika mematung, kedua pipinya langsung terasa sedikit panas dan perutnya terasa geli. “Apa sih” hanya kata itu yang sanggup Reggie ucapkan.
Melihat Reggie yang sedikit salah tingkah akan ucapannya, Galendra pun terkekeh pelan. Tangannya terangkat untuk mengusap surai Reggie sebentar sembari menatap sepasang kelam indah itu dengan lembut.
“Kenapa sampe segininya, hm?” gumamnya.
“Karena kamu mau belajar memotret dan aku bakal jadi model pertama kamu. Wajar aja kan kalo aku sampe pake baju ini?” Reggie mengakhiri ucapannya dengan sebuah senyuman dan Galen pun hanya mampu terdiam.
“Alen, aku ngelakuin ini semua dengan sukarela kok. Anggep aja, ini bayaran kamu dari aku karena udah bilang 'aku sayang kamu juga' waktu itu hehe“
Sial, Reggie memang mampu membuat Galendra merasakan ribuan kupu-kupu yang terbang di perut. Geli namun terasa menyenangkan.