Bagian 1; Dia.

Sore mulai datang, langit sudah mulai berwarna jingga dan jalanan kota terlihat sangat ramai. Di salah satu komplek perumahan, terlihatlah seorang pemuda yang memiliki senyum indah itu sedang berjalan menuju rumahnya, banyak tetangga yang menyapa nya dan ia hanya tersenyum untuk membalas sapaan itu.

Hari ini benar-benar melelahkan. Di balik wajahnya yang di luar nampak santai, namun pikiran pemuda tersebut kini sangat kacau. Otak pemuda tersebut terasa sangat panas karena hari ini ia terlalu banyak menerima berbagai macam materi pelajaran di sekolah.

Ia berdiri di depan pintu rumahnya, menghela nafas sejenak agar batin nya tenang. Lalu di buka lah pintu rumah itu dengan perlahan. Pintu terbuka dan matanya langsung menatap sekeliling. Sepi dan suram, ya dua kata itulah yang bisa di sebutkan untuk menjelaskan seperti apa keadaan rumah pemuda itu.

Helaan nafas kembali terdengar, ia pun menutup pintu rumahnya lalu berjalan kearah kamarnya setelah membersihkan diri. Ia pun merebahkan tubuh lelah nya diatas kasur empuk itu. Hingga akhirnya jatuh tertidur, menyelami dunia mimpi.

Namun sebelum benar-benar terlelap seperti biasa, dia akan berdoa dan meminta satu hal pada Tuhan.

Tolong pulangkan ibu kembali atau kirimkan seseorang untuk menemani hidupku.


Pip pip pip pip

Suara alarm pagi membuat pemuda berahang tegas itu terbangun, tangannya bergerak acak untuk mencari tombol mati dari alarm tersebut. Hingga saat alarm berhenti, ia berniat untuk kembali tidur namun hidungnya itu mencium aroma sesuatu. Aroma itu berhasil membuat dirinya mengurungkan niat tersebut, ia beranjak dari kasur lalu berjalan menuju aroma yang semakin terasa familiar di hidungnya.

Apa ibu pulang?!

Seruan dalam pikirannya membuat pemuda itu sadar dari kantuknya lalu berjalan dengan cepat menuju dapur, jantungnya berdetak dengan kencang, senyum nya terukir karena perasaan senang dan sampai lah dia dapur.

Mata yang memancarkan binar kebahagiaan kini berubah dengan tatapan terkejut, ia mengucek kedua matanya berkali-kali. Berusaha untuk mengetahui, apakah ini realita atau masih dunia mimpi? Sakit perih di mata pun ia rasakan, berarti ini realita.

Apa yang membuat pemuda itu terkejut? Apakah ibu nya benar-benar kembali?

Tidak, yang di dapur itu bukan ibunya. Matanya melihat jelas, ada seorang laki-laki berpunggung sempit dan mungil sedang memasak sesuatu di dapurnya. Jelas sekali, itu bukan ibunya!

“Ka—kau siapa?!”

Sang empu yang sedang memasak membalikkan tubuhnya lalu menatap sang pemilik rumah dengan binar senang juga senyuman yang lebar.

“Hai, Jeno! Ah, akhirnya kamu bisa melihat diriku!”

Tunggu, apa maksud dari perkataannya itu?!

“Kau siapa?” Tanya Jeno, sang pemilik rumah.

Laki-laki manis itu pun mematikan kompor terlebih dahulu, mengelap tangannya di apron yang ia pakai lalu mengangkat tangan kanannya untuk melambai kearah Jeno.

“Perkenalkan aku Renjun, si malaikat yang diutus untuk menemani mu selama sebulan!”

Jeno mengernyit, Malaikat? Dia terlihat seperti pemuda biasa batinnya.

“Aku bukan manusia” ujar Renjun tiba-tiba dan hal itu cukup membuat Jeno terkejut.

“Lihat, aku akan menunjukkan sesuatu padamu” Jeno mengangguk pelan.

Renjun tersenyum tipis lalu dengan perlahan memejamkan matanya, lalu beberapa sinar seperti kunang-kunang muncul disekitar Renjun. Sinar itu mengelilingi tubuh Renjun, seakan sihir penampilan pemuda itu langsung berubah.

Surai hitamnya berubah berwarna pirang, pakaian biasa berubah menjadi pakaian seperti pangeran yang berwarna putih, sinar yang Jeno anggap kunang-kunang pun membentuk sepasang sayap di punggung sempit Renjun dan terakhir, Sisa kunang-kunang itu membentuk wujud dari rubah kecil yang terbang di sisi kanan Renjun.

Sepasang kelam milik Renjun pun terbuka dengan perlahan dan terlihatlah bola mata yang indah. Jeno merasa, antariksa galaksi berada di sepasang mata itu. Indah. Wujudnya sangat indah hingga Jeno sulit mengalihkan pandangannya kearah lain. Ia seperti sedang di hipnotis oleh rupa nya.

Bibir berwarna seperti ceri itu membentuk sebuah lengkungan saat melihat Jeno,

“Sekarang kau percaya kan? Aku tidak bisa berbohong, Jeno”

Setelah sekian lama, Tuhan mengabulkan doa nya. Dengan mengirimkan satu malaikat manis padanya, walau untuk waktu yang sementara.

—B E D A.