Malam ini.
Kini Jendral dan Raka tengah duduk di sebuah taman yang tak jauh dari tempat Raka membeli buku tadi.
Hanya duduk bersebelahan, menikmati malam yang damai.
“Seneng?” Pertanyaan Jendral langsung dijawab dengan anggukan semangat oleh Raka.
“Makasih ya, sama maaf karna ganggu waktu belajar lo. Padahal minggu depan udah mulai uas”
“Santai, gue juga nikmatin banget malam ini karena lo”
“Hah?”
“Lupain, abisin aja itu es krim nya” Raka terdiam kemudian mengangkat bahunya.
Raka pun kembali melanjutkan acara makan es krim nya dan Jendral memilih untuk menatap sisi kanan wajah cantik Raka.
“Raka”
“Hm?”
“Lo kenapa manis banget sih?”
“Tanya ibu gue” Jendral tersenyum tipis saat mendengar jawaban Raka.
Ia kembali menatap Raka dalam diamnya, tanpa ia ketahui, yang ditatap secara mati-matian sedang menahan rasa salah tingkahnya.
“Rak, gue penasaran”
Kini Raka menatap Jendral.
“Apa?”
“Gimana rasanya bibir lo yang warnanya kaya ceri itu”
Deg deg deg
Jendral menatap Raka tanpa ekspresi, namun Raka malah merasa resah. Ia ingin berhenti menatap Jendral, tapi rasanya ia seperti sedang di hipnotis oleh pria yang ada di hadapannya ini.
Hingga tangan Jendral terangkat, ibu jarinya pun bergerak mengusap bagian bawah ujung bibir Raka dengan lembut.
Mampus, gue mau di apain ama ni orang.
Jendral mengusap dengan lembut hingga ia bawa ibu jarinya menuju mulutnya, seperti sedang mencecap sesuatu. Hingga keluarlah sebuah kalimat yang membuat Raka rasanya ingin meleleh ditempat,
“Manis ternyata, gue suka”
Setelah itu senyum Jendral kembali muncul dan kesadaran Raka kembali ke permukaan. Matanya ia alihkan kearah lain, intinya ia sedang menghindari tatapan Jendral.
Anjing lah.
Saat tengah sibuk menetralkan detak jantungnya, Raka dikejutkan dengan sebuah bisikan di telinga sebelah kanannya.
“Raka, lo tau?”
Raka hanya bisa terdiam saat mendengar bisikan Jendral yang terdengar lembut dengan suara rendahnya.
“Lo malam ini, lucu banget”
GA KUAT ANJING, GUE GABISA DI GINIIN.
Raka menolehkan kepalanya sedikit agar bisa menatap Jendral dan ya, kini keduanya saling bertatapan.
Raka sampai mengabaikan es krim nya yang mulai meleleh.
“Lo malam ini juga keliatan ganteng, rambut item emang cocok banget ama lo” suara Raka yang pelan namun terkesan lembut membuat Jendral tidak bisa menyembunyikan raut bahagianya.
Baiklah, sepertinya malam ini mereka berdua saling meninggalkan kupu-kupu yang berterbangan di dalam tubuh mereka masing-masing.
Dan mungkin, kupu-kupu itu akan selalu berterbangan ketika mereka sedang berdua, seperti malam ini.
Malam ini sangat indah bagi mereka berdua.