Aneh.
“Jun” Rajen memanggil nama Juna yang sedang sibuk membereskan buku-bukunya, sang empu yang dipanggil pun menoleh kearah Rajen.
“Apa?” Jawab Juna setelah selesai merapihkan buku-bukunya.
“Balik bareng siapa?” Juna mengernyit bingung.
“Kak damar” Rajen seketika diam saat mendengar jawaban Juna.
“Lo gamau balik? Ella nungguin tuh” Rajen mengerjapkan matanya beberapa kali lalu menoleh kearah pintu kelas.
“Gih sana, keburu sore” Rajen diam sejenak lalu mengangguk.
“Aku duluan ya, hati-hati dijalan. Bilang ke bang damar jangan ngebut” setelah berucap seperti itu Rajen pun menghampiri pacarnya kemudian pergi dari pandangan Juna yang masih mematung.
Apa-apaan tadi? Rajen menggunakan aku-kamu?
“Juna!” Seruan itu menyadarkan Juna dari lamunannya.
“Kak damar?” Dominan yang disebut namanya itu pun langsung terkekeh saat melihat Juna yang masih bingung.
“Ayo, kita kan pulang bareng” Juna mengangguk pelan lalu berdiri dari duduknya.
•••
“Kak” panggil Juna dengan suara yang agak keras karena takut Damar tidak mendengarnya.
“Kenapa jun?” Jawab Damar sambil melirik kearah kaca spion untuk melihat keadaan submisif manis yang sedang ia bonceng itu.
“Belok kanan kak!” Damar mengangguk paham lalu membelokkan motornya kearah kanan.
Hingga beberapa menit kemudian mereka pun sampai di depan tempat les Juna.
“Ini kan tempat les?” Juna tersenyum sambil menyerahkan helm pada Damar.
“Aku hari ini ada les kimia, kak” Damar menatap Juna lalu mengangguk paham.
“Mau aku tungguin?” Juna membulatkan matanya lalu menggeleng kuat.
“Aku les nya sampe jam enam-an, kak. Nanti kak damar pegel, lagian rumah aku deket kok dari sini” Jelas Juna.
“Yaudah, kalo gitu aku pulang dulu nanti kalo les kamu selesai telpon aku aja. Aku jemput” Juna lagi-lagi menggeleng.
“Gausah, kak” Damar menghela nafas sebentar lalu mengangguk pelan.
“Yakin?” Tanya Damar sekali lagi dan Juna mengangguk dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan respon senyum kecil dari sang dominan.
“Semangat les-nya, aku pulang ya?” Damar mengusap rambut Juna dengan lembut lalu menyalakan motornya.
“Makasih ya kak damar, hati-hati dijalan” Damar mengangguk lalu melajukan motornya.
•••
Juna meregangkan tubuhnya lalu melihat jam di hp nya, 17.40. Juna bergegas membereskan alat tulisnya lalu berjalan keluar dari tempat les tersebut.
Pemuda manis itu berjalan dengan santai sambil bersenandung kecil, ia mengambil nafas dalam untuk merasakan ketenangan sejenak. Hingga kaki itu pun melangkah kearah minimarket dahulu sebelum pulang ke rumahnya.
Namun sepasang mata cantik milik Juna melihat seseorang yang ia kenali sedang duduk di kursi yang tersedia di depan minimarket tersebut. Tanpa pikir panjang pun Juna menghampiri orang itu.
“Jen?” Rajen yang tadi tengah melamun langsung sadar kemudian menoleh kearah orang yang memanggilnya.
“Juna?” Juna tersenyum lalu duduk di kursi sebelah Rajen.
“Kenapa belum balik?” Tanya Juna.
“Mau malming-an” jawab Rajen dan Juna hanya mengangguk paham.
“Malmingan nya pake seragam?” Rajen terkekeh lalu menggeleng pelan.
“Yakali, jun” Kini Juna yang terkekeh.
“Baru balik les?” Juna mengangguk.
“Aku anter ke rumah, mau?” Juna menghela nafasnya pelan lalu menggeleng.
“Mending lo pulang, jen. Siap-siap dari sekarang kalo mau ngajak Ella malmingan” Rajen hanya diam sambil menatap Juna dengan pandangan yang—Entahlah, Rajen pun bingung.
“Gue mau beli barang dulu” setelah berucap seperti itu, Juna pun berdiri dari duduknya lalu berjalan masuk ke dalam minimarket. Meninggalkan Rajen yang tengah merasa aneh dengan dirinya sendiri.
Tak lama kemudian Juna kembali keluar dari minimarket tersebut sambil menenteng kantung plastik hasil belanja nya tadi.
“Lo belom pulang?!” Seru Juna saat melihat Rajen yang masih belum beranjak dari duduknya. Namun dengan gerakan tiba-tiba, Rajen berdiri dari duduknya kemudian menatap Juna dengan serius.
Juna menampilkan wajah terkejutnya, dalam hatinya ia sedang merutuki Rajen karena membuat dirinya kaget.
“Jun” Juna menatap Rajen dengan alis yang diangkat.
“Lo mau ke rumah gue ga?” Respon yang Rajen dapat adalah tatapan tidak percaya dari Juna.
“Lo kesurupan?!” Juna menatap Rajen dengan aneh lalu menggeleng pelan.
“Aneh lo, jen. Dah ya, gue mau balik. Lo buruan balik juga, jangan kelamaan disini nanti kerasukan” setelah berucap seperti itu Juna pun berjalan meninggalkan Rajen.
Gila, merinding banget. Rajen kesurupan beneran ya?
Rajen gila!