23 + 23 = Love.
Renjun mendengus kesal saat melihat tingkah pacar nya yang sangat amat menyebalkan itu. Bagaimana bisa dia melupakan hari spesial ini?
tok tok tok!
“Sebentar~”
Renjun berjalan menuju kearah pintu utama lalu membuka kan pintu untuk melihat siapa gerangan yang bertamu ke rumahnya.
“Hai, sayang”
Debum!!
Pintu itu di tutup kembali dengan kencang oleh Renjun, membuat tamu yang mengetuk pintu tadi memejamkan matanya karena terkejut.
“Sayang? Aku disuruh di luar aja?” Suara itu terdengar di telinga Renjun.
“Mending lo pulang deh!” Seru Renjun.
“Renjun”
Oke, Renjun kalah. Pintu itu dibuka kembali dan nampaklah sosok yang ia cintai namun untuk hari ini ia akan menyebut nya sebagai sosok yang menyebalkan.
“Aku dateng kok ga di sambut sama peluk?” Renjun mendengus, tangan nya bergerak untuk menarik sang tamu agar masuk ke dalam rumahnya. Pintu itu ia tutup kembali lalu matanya menatap tajam pemuda yang ada di depannya.
“Ngeselin banget ya, jen?”
Jeno, kekasih dari Renjun yang datang menjadi tamu. Jeno tersenyum hingga matanya menyipit dan membentuk bulan sabit, tentu saja hal itu membuat Renjun yang marah menjadi luluh.
grep!
“Kangen” ujar Renjun dengan suara yang teredam di dada bidang sang dominan. Jeno meletakan barang yang ia bawa di lantai lalu membalas pelukan tiba-tiba dari si mungil dengan erat.
“Aku juga kangen, duh lucu banget pacar aku. Jadi pengen di karungin” ujar Jeno dan decakan malas pun terdengar.
“Lebay” Jeno sontak terkekeh pelan lalu dengan perlahan mencoba melepaskan pelukan Renjun. Namun naas, si mungil nampaknya tidak ingin melepaskan pelukan itu.
“Ren, pindah tempat dulu. Jangan di depan pintu gini dong, yuk peluknya lanjut di kamar aja?” Jeno berujar dengan lembut sambil mengelus punggung sempit sang submisif.
Gelengan kecil Jeno dapatkan sebagai respon, hingga beberapa detik kemudian isakan kecil pun terdengar.
“Eh, sayang? Kamu nangis?”
“Eng—engga! hiks” Jeno tersenyum tipis.
“Kenapa nangis, hm?” Surai itu ia usap dengan lembut.
“Jeno nyebelin” ucap Renjun dengan pelan.
“Aku nyebelin banget ya di twitter? Maaf ya, sayang? Aku ga maksud bikin kamu kesel gini”
Renjun melepaskan pelukan itu lalu menatap Jeno dengan wajah yang sangat menggemaskan. Pipi yang terdapat bekas lelehan air mata, hidung yang memerah, mata yang berkaca-kaca, serta bibir berwarna merah muda itu sedikit terbuka. Astaga, jantung Jeno tidak kuat jika di hadapkan pemandangan yang seperti itu.
“Bawa moomin?” Jeno tersenyum lalu mengangguk, ia ambil barang yang ada di lantai tadi lalu menyerahkan nya pada Renjun. Sang penerima pun langsung menyambut dengan antusias.
“Aku udah ngasih kado spesial di hari yang spesial ke kamu, sekarang kado spesial buat ak—”
Ucapan Jeno tiba-tiba terhenti karena Renjun menangkup wajahnya.
Cup! Cup!
Kedua sisi pipinya di kecup oleh Renjun.
Cup!
Sekarang bagian bibirnya yang di kecup, Renjun diam sejenak dengan posisi itu. Jeno pun ikut menikmati, mata kedua nya memejam sejenak dengan bibir yang saling menempel lalu setelah puas Renjun pun menjauhkan wajahnya dari Jeno.
“I love you!“
Setelah itu Renjun pun berlari ke arah kamarnya sambil membawa bingkisan yang Jeno kasih padanya, ia meninggalkan Jeno yang tengah mematung karena sedang memproses kejadian yang baru saja terjadi.
Setelah memproses semuanya, Jeno pun langsung sadar kemudian tersenyum lebar. Ia mengusap pipi yang baru saja di kecup oleh kekasih mungilnya.
“I love you too, sayang!” Seru Jeno dengan nada yang semangat.
Happy Noren Day♡
—Al.